Pages

Saturday, November 5, 2011

Prinsip Perbedaan

Ini adalah prinsip oleh mana kita harus membedakannya dalam firman Tuhan,  apabila Allah membuat perbedaan itu. 

Kegagalan untuk memperhatikan prinsip ini menyebabkan banyak kekacauan dalam menafsirkan isi Alkitab. Perbedaan-perbedaan tersebut sebagai berikut:

1.Perbedaan antara Iman dan Perbuatan

Keduanya dibutuhkan oleh dan terdapat dalam kehidupan orang percaya yang sejati. Tanpa iman seseorang bukan orang percaya. Tanpa perbuatan (baik) tidak ada bukti tentang imannya. 

Tuhan tidak tertarik pada pernyataan-pernyataan tanpa kenyataan. Pohon yang baik harus dibuktikan dengan mengeluarkan buah yang baik (Matius 7:16-23).

Iman artinya mempercayai atau bersandar kepada Yesus Kristus & kebenaran yang tertulis dalam firman Tuhan (Alkitab) bagi keselamatan. Iman termasuk menerima kesaksian Allah tentang Anak-Nya,  Yesus Kristus  (I Yohanes 5:11-12). Ini yang disebut iman yang menyelamatkan.

Jadi iman menduduki tempat utama dalam kehidupan Kristiani.  Iman mutlak diperlukan untuk keselamatan seseorang, dan juga diperlukan untuk memiliki & mengalami kehidupan Kristiani yang menang. 

Tanpa iman mustahil orang berkenan kepada Tuhan.  Karena beriman kepada Allah berarti mempercayai Dia dan semua yang dikatakan-Nya dalam Alkitab.  Tidak mempercayai Allah sama saja dengan mengatakan, "Allah bohong!" dan itu jelas menghina Dia.

Iman adalah kunci ke dalam setiap berkat rohani. Tidak ada satu berkat pun (termasuk berkat keselamatan) yang Allah sediakan bagi kita,  yang tidak diberikan atas dasar iman  (Ibrani 11:6).

Sebaliknya perbuatan  tidak dapat menyelamatkan siapapun.  Tak seorangpun diampuni dari dosanya hanya karena berusaha melakukan perbuatan baik.  Alkitab berkata manusia tidak diselamatkan oleh usahanya sendiri,  tetapi oleh iman (Efesus 2:8-9).

Manusia juga tidak dibenarkan oleh karena melakukan hukum Taurat  atau segala macam aturan agama,  tetapi oleh iman saja  (Roma 3:20; 5:1).

Hukum Taurat memang menyatakan dosa-dosa kita,  tetapi hukum Taurat tidak dapat menyelamatkan kita dari dosa.  Dalam hukum Taurat tidak ada kasih,  tidak membawa anugerah,  dan tidak memberikan hidup.  Hukum Taurat menghakimi manusia di dalam dosanya,  namun tidak menyelamatkannya.

Apabila ada perbuatan baik yang dilakukan orang berdosa,  maka itu sangat berbeda dari  perbuatan yang dilakukan orang percaya.  Mungkin serupa tetapi tidak sama.  Yang satu cuma perbuatan baik semu,  yang lain adalah perbuatan baik yang sesungguhnya.

Di mata Allah, semua orang berdosa melakukan perbuatan baik semu yang berasal dari daging (usahanya sendiri) karena ingin diselamatkan. Dan ini sia-sia belaka sebab dilakukan oleh orang yang sedang turun ke neraka.

Sedangkan orang percaya melakukan perbuatan baik dari Roh (Allah) karena sudah diselamatkan.  Perbuatan baik orang percaya adalah bukti iman, buah iman, dan bingkisan syukur kepada Tuhan.

Jadi,  perbuatan baik sebenarnya kepunyaan mereka yang sudah diselamatkan.  Perbuatan baik merupakan bukti keselamatannya  (Efesus 2:10; Titus 3:8).

2.Perbedaan antara Keselamatan dan Pahala

Keselamatan bukan pahala. Keselamatan adalah berkat masa kini,  pahala adalah berkat masa depan. Orang berdosa diselamatkan sekarang, orang percaya diberi pahala kelak.

Perhatikan bahwa hanya keselamatan bisa diberikan kepada orang berdosa, bukan pahala. Pahala hanya untuk orang kudus, yaitu mereka yang sudah diselamatkan karena percaya. Diselamatkan dulu, baru kemudian pahala.

Tidak ada pahala bagi orang berdosa. Allah tidak akan mengakui pekerjaan orang yang belum diselamatkan. Orang berdosa hanya bisa mengharapkan penghakiman, hukuman, dan maut.

Keselamatan adalah pembebasan dari dosa dan dari murka Allah,  yang diterima dengan iman sebagai anugerah Allah semata-mata.  Pahala adalah kompensasi atau upah yang didapat karena pekerjaan, perbuatan baik, pelayanan, penderitaan, dan kesetiaan dalam mengikut Kristus.

Keselamatan adalah anugerah karena kita tidak pantas menerimanya.  Tetapi pahala adalah upah atau bayaran yang memang merupakan hak kita.

Keselamatan adalah pemberian Allah,  pahala adalah upah kita.  Keselamatan diberikan sekali untuk selamanya.  Tetapi pahala bisa hilang disebabkan karena kecerobohan, ketidaksetiaan, dan kompromi.

Keselamatan diberikan pada saat seseorang percaya kepada Tuhan Yesus Kristus.  Pahala akan diberikan kelak ketika Kristus datang kembali ke dua kalinya. 

Bacalah ayat-ayat berikut,  Yohanes 3:16; 5:24; 6:47; Kisah Para Rasul 16:31; Roma 1:16; Efesus 2:8-9;  II Timotius 1:9; Titus 2:11; I Korintus 3:11-15; 9:24-25.

3.Perbedaan antara Posisi dan Kondisi  

Tiada sukacita lebih besar bagi kehidupan Kristiani dari pada menyadari posisinya di dalam Kristus,  dan kaitan posisi itu dengan cara hidupnya sehari-hari.

Posisi di sini maksudnya status atau kedudukan orang percaya di dalam Kristus.  Di mata Allah,  semua orang percaya mutlak sempurna di dalam Kristus.  Itulah sebabnya mengapa kumpulan orang percaya di Efesus, Filipi, dan Kolose disebut orang-orang kudus  (Efesus 1:1; Filipi 1:1; Kolose 1:1).

Bila Allah melihat kita, Ia melihat kita di dalam Kristus. Dan Allah melihat semua kesempurnaan yang ada pada Kristus sebagai kesempurnaan kita. Ini bukan kesempurnaan kita sendiri, melainkan kesempurnaan Kristus.  Karena Kristus maka posisi kita kudus dan tak bercacat di hadapan Allah (Efesus 1:4).

Posisi kita yang sempurna di dalam Kristus ini tidak dapat berubah, tidak dapat dibatalkan, permanen, terus menerus sampai selamanya.  Tidak ada yang bisa ditambahkan dan tidak ada yang bisa dikurangi dari posisi ini.  Karena posisi ini bukan hasil usaha kita, melainkan hasil pekerjaan Kristus.

Kesadaran akan posisi ini seharusnya mendorong kita untuk berhati-hati berjalan sebagai orang Kristen. Kita perlu menjaga cara hidup kita sehari-hari di mata manusia maupun Allah.  Inilah yang dimaksudkan dengan kondisi kita. 

Jadi, kondisi adalah bagaimana orang percaya itu cara hidupnya.  Bagaimana ia berjalan sebagai orang Kristen sehari-hari?  Apakah baik atau buruk,  apakah memuliakan Nama Tuhan atau tidak,  apakah cara hidupnya sesuai dengan posisinya sebagai orang kudus?

Secara posisi  tidak ada perbedaan di antara semua orang percaya.  Tetapi secara kondisi bisa terjadi perbedaan besar dalam berbagai cara berjalan mereka.  Yang satu jalannya lurus ke depan,  yang lain mungkin pincang atau suka berbelok ke samping.

Cara hidup atau berjalan dari seorang Kristen merupakan wujud dari keadaan rohaninya.  Jika ia membiarkan dirinya dikuasai oleh keinginan daging (sifat lama yang berdosa),  hidupnya akan bersifat kedagingan.  Dan orang Kristen daging tidak dapat menikmati hubungan penuh yang erat dengan Kristus.

Alkitab memberikan banyak petunjuk tentang bagaimana seharusnya kita berjalan.  Pelajari petunjuk-petunjuk di bawah ini  dengan seksama:

Berjalan di dalam Roh  (Galatia 5:16,25).
Berjalan di dalam hidup yang baru  (Roma 6:4,6,11,13).
Berjalan dengan sangat hati-hati  (Efesus 5:15).
Berjalan di dalam kasih  (Efesus 5:2).
Berjalan dengan hikmat bijaksana   (Kolose 4:5).
Berjalan di dalam kebenaran  (III Yohanes 4).
Berjalan di dalam Kristus  (Kolose 2:6).
Berjalan (bergaul) dengan Allah  (Kejadian 5:24; 6:9).
Berjalan di dalam terang  (I Yohanes 1:7).
Berjalan (hidup) di dalam perbuatan baik  (Efesus 2:10).
Berjalan dengan sopan  (Roma 13:13).
Berjalan dengan iman  (II Korintus 5:7).
Berjalan sesuai dengan panggilan Allah  (Efesus 4:1).

4.Perbedaan antara Diterima dan Berkenan

Yang dimaksudkan di sini ialah "diterima oleh Allahtidak sama dengan "berkenan kepada Allah".  Secara umum pengertiannya sebagai berikut.  Semua orang percaya (pasti) diterima oleh Allah,  tetapi  tidak semua orang percaya (pasti) berkenan kepada Allah.

Jadi,  diterima dan berkenan adalah perbedaan antara posisi dan kondisi orang percaya. Ingat walaupun kondisi kita belum sempurna, tetapi posisi kita sempurna. Pada saat seseorang percaya kepada Kristus,  ia diselamatkan. Dan keselamatan adalah cara memiliki posisi yang sempurna itu.

Efesus 1:6 menunjuk kepada posisi sorgawi orang percaya, di mana kita diterima di dalam Kristus.  Tetapi II Korintus 5:9 menunjuk kepada kondisi saat ini dari kehidupan orang percaya tersebut, apakah menyenangkan hati Allah atau berkenan tidaknya kepada Allah.

Orang percaya diterima oleh Allah di dalam Kristus.  Mengapa?  Karena Kristus mewakili kita di hadapan Allah Bapa. Kristus sudah disalibkan bagi kita.  Ia memikul dosa kita.  Ia menggantikan kita mati di kayu salib  (II Korintus 5:21,  I Petrus 2:24).

Sebagai umat yang diterima di dalam Kristus, kita bertanggung jawab untuk hidup berkenan kepada Allah.  Memang kita diterima atau diselamatkan semata-mata hanya melalui iman kepada Kristus.  Namun sebagai umat yang telah diselamatkan, kita harus bekerja (berusaha) agar dapat berkenan dan menyenangkan hati Allah Bapa  (II Korintus 5:9,  II Timotius 2:15).

Ini seperti seorang anak yang dilahirkan dalam suatu keluarga.  Posisinya ia sudah diterima sebagai anak dalam keluarga itu.  Tetapi kondisinya tentu saja selanjutnya ia harus berusaha menjadi anak yang baik dan taat,  yang hidupnya dapat menyenangkan hati orangtuanya.

Kristus sendiri hidup-Nya selalu menyenangkan hati Allah Bapa-Nya. Orang percaya juga dengan sepenuh hati harus terus menerus berusaha agar hidupnya berkenan di hati Bapa.  Bukan cuma sewaktu-waktu saja.

Beberapa peringatan.

Mungkin saja seseorang diselamatkan tetapi mengalami kerugian besar.  Setelah diterima di dalam (Yesus Kristus), tidak berarti kita bisa "seenaknya" hidup menurut keinginan sifat lama kita  (I Korintus 3:14-15).

Mungkin saja seseorang selamat tetapi menjadi  "orang buangan".  Artinya tidak disetujui.  Seorang hamba yang tidak berlomba menurut aturan,  atau tidak bertanding dengan benar,  akan disisihkan atau dibuang sebagai sampah masyarakat.  Kita harus melakukannya dengan tekun  (I Korintus 9:27).

Mungkin saja diselamatkan dan masih menerima hukuman  (bukan neraka).  Orang percaya yang berbuat kesalahan,  ia akan menanggung kesalahannya itu  (Kolose 3:25).

Mungkin saja bagi orang Kristen hidup sedemikian rupa sehingga ia menuai apa yang ditaburnya.  Kalau hidupnya dipakai secara tidak benar,  ia akan menanggung akibatnya  (Galatia 6:7-8).

Kesimpulan.

Kita yang percaya kepada Kristus diterima oleh Allah sekali untuk selamanya.  Di dalam Kristus  keselamatan kita sudah genap, lengkap, sempurna dan seketika itu juga!

Namun banyak orang yang sudah diterima oleh Allah, atau lebih jelasnya sudah menerima keselamatan kekal,  selama bertahun-tahun hidupnya tidak berkenan kepada Allah. 

Diterimanya kita oleh Allah adalah sekali untuk selamanya.  Pertanyaannya ialah,  berapa banyak hari, bulan, atau tahun selama kita hidup di dunia ini berkenan kepada-Nya?

5.Perbedaan antara Pemilik dan Pengaku

Ada perbedaan besar antara orang yang benar-benar percaya kepada Tuhan Yesus Kristus,  dan orang yang sekedar mengaku percaya saja.  Orang yang pertama adalah pemilik keselamatan,  sedangkan orang yang kedua tidak tahu apa-apa tentang "Kristus di dalam kamu". 

Oleh karena kurang mengerti Alkitab,  banyak anak Allah tidak memiliki keyakinan atau kepastian keselamatan.  Yang menyedihkan,  ada pengkhotbah yang berbicara dari mimbar gereja, "Saya sendiri tidak tahu apakah saya selamat ..."  Kalau pemimpin atau gembalanya saja tidak yakin akan keselamatannya,  lantas bagaimana "nasib" domba-dombanya?

Kekurang-pengertian akan Firman Tuhan dapat menyebabkan orang tidak tahu apakah mereka memiliki keselamatan kekal atau tidak.  Orang seperti ini selalu hidup dalam keragu-raguan dan bahkan ketakutan.

Akibatnya kebahagiaan mereka terganggu karena jaminan keselamatan mereka berubah-ubah terus.  Hari ini mereka merasa selamat,  besok merasa masuk neraka,  besok lusa selamat lagi,  dan seterusnya.  Golongan yang disebut "Arminians" mengajarkan bahwa keselamatan bisa hilang.

Mengapa sampai terjadi demikian?  Persoalan utamanya berasal dari fakta bahwa  mereka tidak membedakan di mana Allah membedakan!

Perbedaan antara pemilik keselamatan dan sekedar pengaku adalah perbedaan sifat-sifat khasnya :

Pemilik keselamatan ialah mereka yang memiliki sifat ilahi yang Allah berikan kepadanya. Mereka adalah orang-orang benar di mata Allah.  Mereka ini bergantung pada Kristus dan hidupnya berpusat pada Kristus. Mereka adalah anak-anak Allah dan mempunyai hubungan yang hidup dengan Allah.

Orang yang sekedar pengaku,  tidak memiliki sifat ilahi.  Di mata Allah mereka ini bukan orang benar.  Mereka cuma peniru orang Kristen.  Hidupnya mementingkan diri sendiri dan bukan anak Allah.  Mereka tidak memiliki hubungan apa-apa dengan Allah.  Oh mungkin mereka berbudaya tinggi,  santun, bermoral, ramah-tamah, bahkan beragama.  Tetapi tetap saja mereka tidak mempunyai hidup rohani.

Apa kata Alkitab tentang pemilik keselamatan atau orang percaya sejati :

1.Ia diselamatkan  (Efesus 2:8-10)
2.Ia mempunyai hidup yang kekal  (Yohanes 3:16; 10:28)
3.Ia bebas dari hukuman dosa  (Yohanes 5:24)
4.Ia diselamatkan dari murka Allah melalui Kristus  (Roma 5:9)
5.Ia adalah anak Allah  (Roma 8:15; Galatia 3:26)
6.Ia dijadikan satu dengan Kristus  (Roma 6:4-6)
7.Ia berada di bawah kemurahan & kebaikan Allah  (Roma 5:1-2)

Ayat-ayat Alkitab di atas dengan jelas, gamblang, tegas, dan pasti menyatakan bahwa keselamatan orang percaya tidak bisa hilang.  Berkali-kali Alkitab mengatakan bahwa Allah memberikan hidup yang kekal  kepada setiap orang yang percaya kepada Yesus Kristus.  Kalau kekal,  tidak bisa hilang.  Kalau masih bisa hilang, berarti tidak kekal !

Apa kata Alkitab tentang pengaku atau peniru atau orang Kristen palsu :

1.Kristen palsu adalah orang beragama yang munafik
2.Orang semacam ini memang berada di bawah pengaruh kebenaran firman Tuhan & kekristenan,  dan penampilannya bagai beragama Kristen,  tetapi tidak mempunyai Kekristenan yang sebenarnya
3.Mungkin juga kelihatannya ia seperti "hamba Tuhan" yang sukses, tetapi ia tidak menundukkan diri kepada kehendak Allah  (Matius 7:21-23)
4.Seorang pengaku atau peniru mungkin secara intelektual hidupnya diperbaiki  ("di-reform" atau "di-update"),  tetapi tidak diselamatkan yaitu diubah menjadi baru  ("di-transform" atau "di-upgrade")
5.Orang Kristen palsu di gereja sama terhilangnya dengan orang berdosa terbesar di dunia 
6.Persoalan dengan gereja ialah terlalu banyak yang tidak realistis,  tidak nyata.  Di dalamnya berisi orang-orang munafik, pengaku, peniru, orang Kristen palsu.  Semua ini tiruan belaka,  bukan Kristen yang nyata!   <>

Tuesday, September 20, 2011

Prinsip Pembagian Etnis

Ini adalah prinsip yang membagi firman Tuhan dalam hubungan dengan tiga ras manusia. Ketiga ras itu adalah orang Yahudi, orang bukan-Yahudi, dan orang Kristen.  

Allah tidak membagi-bagi umat manusia menurut warna kulitnya. Ia tidak melihat seseorang sebagai orang kulit hitam atau putih,  kulit kuning atau merah, tidak!   Tetapi Allah memandang seluruh umat manusia ke dalam tiga "kelompok". Orang Yahudi, orang bukan-Yahudi,  dan orang Kristen (atau jemaat Kristus).

Tiga Etnis Dalam Alkitab

Pelajari  I Korintus 10:32. Ayat itu berbunyi, "Janganlah kamu menimbulkan syak dalam hati orang,  baik orang Yahudi atau orang Yunani (bukan-Yahudi),  maupun Jemaat Allah".

Orang Yahudi adalah umat pilihan Allah.  Orang Kristen adalah jemaat Allah.  Sedangkan mereka yang bukan keduanya adalah bangsa-bangsa "kafir". 

Sumber ketiga etnis di atas adalah,  pertama orang Yahudi berasal dari Abraham.  Allah memanggil Abraham sebagai bapa bangsa Yahudi yang dipilih & dipisahkan oleh Allah sendiri untuk menurunkan Mesias.

Kedua,  semua bangsa lain disebut bangsa kafir,  yang kesemuanya berasal dari Adam.

Ketiga,  jemaat Allah atau orang-orang Kristen adalah hasil karya penebusan Tuhan Yesus Kristus di kayu salib.

Pada mulanya seluruh umat manusia adalah satu etnis,  tidak ada Yahudi dan tidak ada kafir.  Kemudian Allah membentuk dan memisahkan umat Yahudi dari bangsa-bangsa kafir pada zaman Abraham.  

Sedangkan jemaat Kristus (orang Kristen)  bukan Yahudi dan bukan kafir.  Melainkan sebuah ciptaan baru di dalam Yesus Kristus dan terbentuk dari kedua etnis sebelumnya (Yahudi dan kafir)  melalui iman kepada Kristus dan karya penebusan-Nya.

Jadi,  umat Yahudi atau Israel  bukan  jemaat Kristen atau gereja,  dan  keduanya  bukan  bangsa kafir.

Pembagian Alkitab Terhadap Ketiga Etnis Tersebut

Kalau kita membaca Alkitab dari permulaan,  mulai kitab Kejadian 1:1 sampai dengan 11:10  belum ada pembagian etnis. Seluruh umat manusia masih merupakan sebuah kelas universal.

Tetapi sejak Kejadian 11:11 sampai dengan keempat kitab Injil,  firman Tuhan terutama ditujukan kepada orang Yahudi sambil menyebut bangsa-bangsa kafir di dalamnya. 

Selanjutnya kitab Kisah Para Rasul merupakan masa peralihan dari Yahudi ke Kristen.  Lalu di dalam surat-surat kiriman, firman Tuhan terutama ditulis kepada orang Kristen sedangkan orang Yahudi untuk sementara disisihkan.

Terakhir, surat Wahyu terutama menulis kembali tentang orang Yahudi, sambil juga menyebut bangsa-bangsa kafir.

Kontras antara Israel vs. Gereja

Dalam menafsirkan Alkitab,  banyak kesalahan terjadi karena kita mencampur-adukkan Israel (atau Yahudi) dengan gereja.  Alkitab mengajarkan bahwa Israel bukan gereja, dan gereja bukan Israel.

Kontras antara Israel dengan gereja antara lain:

Allah menjanjikan Israel menjadi sebuah bangsa, memberikan tanah Kanaan sebagai wilayahnya, dan kewarganegaraan di tanah itu  (Kejadian 12:1-3; 13:15).  Tetapi kepada gereja-Nya Allah menjanjikan kewarganegaraan di sorga (Filipi 3:20).

Apabila Israel hidup saleh, Allah menjanjikan berkat besar dan kelimpahan atas kebutuhan fisik mereka (Ulangan 8:7-10).  Tetapi sebaliknya gereja justru mengalami kebutuhan fisik yang besar bila hidup saleh dan melayani sepenuhnya (1 Korintus 4:11-13).

Israel diperintahkan menggunakan senjata jasmani, pedang, tombak, dan lain-lain dalam menghadapi musuh (Ulangan 7:1-2; 20:16-17; Yosua 6:21).  Tetapi gereja tidak diijinkan membalas kepada musuhnya,  sebaliknya gereja diperintahkan memakai senjata rohani seperti "pedang" firman Tuhan,  "perisai" iman,  "ketopong" keselamatan,  "ikat pinggang" kebenaran,  "kasut" Injil, dan doa (Roma 12:19-10; Efesus 6:10-20).

Israel mengikuti hukum Musa yang mewajibkan kejahatan harus dibalas (Keluaran 21:23-25).  Gereja mengikuti hukum kasih yang berkata, "Ampunilah!" (Efesus 4:32).

Ibadah Israel berkaitan dengan tempat,  karena itu Israel mendirikan Bait Allah di Yerusalem (Keluaran 25:8,22;  I Tawarikh 6:32; 22:6;  II Tawarikh 3:1).   Tetapi ibadah orang Kristen (gereja) berkaitan dengan orang,  tidak ada hubungannya dengan tempat,  karena di mana dua tiga orang berkumpul dalam Nama Yesus di sana Ia hadir di tengah-tengah mereka  (Matius 18:20).

Di masa depan takhta Daud akan didirikan kembali,  Israel akan dipulihkan sebagai suatu bangsa di tanah yang dijanjikan TUHAN.  Janji pemulihan Israel ini adalah berkat bumiawi  (Yesaya 11:11-12; 14:1;  Yeremia 23:5-6; 32:37-38;  Zefanya 3:14-15;  Lukas 1:31-33;  Kisah Rasul 15:16;  Roma 11:1,11,22,24,26).    Tetapi masa depan gereja berkaitan dengan sorga dan merupakan berkat sorgawi.  Orang Kristen kelak akan serupa dengan Kristus  (1 Tesalonika 4:17;  Filipi 3:21;  1 Yohanes 3:2).

Israel dilarang makan apapun yang beragi.  Mereka juga dilarang makan lemak dan darah serta sesuatu yang merupakan kekejian.  Allah juga memberikan daftar makanan yang boleh dimakan dan yang tidak boleh dimakan oleh Israel  (Keluaran 12:20;  Imamat 3:17;  Imamat 11;  Ulangan 14:3).   Tetapi untuk orang Kristen tidak ada aturan tentang makanan.  Sebaliknya orang dilarang menghakimi orang Kristen mengenai makanan dan minuman.  Bahkan Allah mengijinkan rasul Petrus memakan berbagai binatang yang "haram" bagi Israel  (Kolose 2:16; 3:17;  Kisah Para Rasul 10: 9-16).

Israel dipilih oleh Allah di dalam Abraham sejak dunia dijadikan  (Nehemiah 9:7; Ulangan 7:6;  Matius 25:34).  Tetapi orang Kristen dipilih di dalam Kristus sebelum dunia dijadikan  (Efesus 1:4).

Maksud  Israel dipilih untuk menjadi sebuah berkat besar,  sebuah bangsa besar,  dan untuk diam tersendiri.  Identitas unik bangsa Yahudi  tidak pernah hilang atau luntur sampai saat ini  (Kejadian 12:2;  Bilangan 23:9).   Tetapi orang Kristen dipilih dengan maksud  mendirikan Tubuh Kristus,  yaitu jemaat-Nya  (Efesus 1:22-23; 4:12;  Kolose 1:18).

Supremasi Israel atas seluruh dunia,  bangsa-bangsa yang tidak bersedia melayaninya akan dibinasakan (Yesaya 60:12).  Tetapi supremasi gereja ada di sorga  (Efesus 1:22-23;  3:10).

Hubungan Israel dengan Kristus,  Kristus adalah Raja Israel  (Zakharia  9:9; 14: 9,16,17;  Matius 27:37;  Yohanes 12:12-15).   Tetapi hubungan gereja dengan Kristus,  Kristus adalah Kepala Jemaat  (Efesus 1:22; 5:23;  Kolose 1:18).

Berkat-berkat bagi orang Israel bersifat bersyarat,  tetapi  bagi orang Kristen  tidak bersyarat  (Ulangan 28:1-46).

Menafsirkan Isi Alkitab Menurut Prinsip Ini

Alkitab memang diwahyukan dan diilhamkan oleh Roh Allah  untuk  semua orang.  Tetapi Alkitab tidak ditulis  kepada   semua orang. 

Dalam penerapan (aplikasi) kita bisa menggunakan seluruh isi Alkitab,  tetapi untuk ajaran (doktrin) kita mesti menyelidiki  kepada siapa  bagian firman itu ditulis!   Karena itu orang Kristen tidak bisa mengklaim berkat-berkat yang dijanjikan Tuhan kepada Abraham atau Israel,  misalnya.

Beberapa contoh.  Ayat-ayat Roma 5:2 dan 8:1 ditujukan kepada orang Kristen.   Roma 11:21-22 kepada orang Yahudi dan orang Kristen.  Efesus 2:11-15 kepada orang Yahudi, orang Kristen, dan juga orang kafir.  <>